Thursday, April 29, 2010
Barca - Inter 1 : 0 ( 2 - 3 )
Wednesday, April 28, 2010
Barack Obama
Postingan saya kali ini ingin bercerita tentang seorang pemimpin. Klo merujuk pemimpin yang terkenal saat ini dan punya popularitas hebat, yaa …. salah satunya adalah presiden Barack Obama. Siapa yang ga kenal dengan Barack Obama ?!?! Anak Menteng yang sukses jadi presiden dunia. Ini luar biasa loh. Klo Jakarta dijadikan barometernya orang2 yang dikatakan sukses, maka Amrik adalah barometer tertinggi bagi pencapaian/sukses seseorang. Klo kita sukses di Amrik, bisa dipastikan, hampir seluruh orang di kolong jagat ini mengenal kita. Apalagi menjadi presidennya Amrik, wee … ini pencapaian yang luar biasa. Patut di apresiasi. Terlepas dari kebijakannya yang pro dan kontra, saya menjadikan Barack Obama sebagai salah satu idola contoh pemimpin yang bisa ditiru secara personal. Sebenarnya banyak buku2 yang bercerita tentang ciri2 seorang pemimpin atau pun syarat2 menjadi seorang pemimpin. “Pokok e woo … keh sak dayak ! istilah e wong jowo” karena saking banyaknya. Makanya, saya jadi agak males untuk membacanya. Liat2 judulnya aja dah bikin kepala pusing, hahaha …. Tapi, saya pribadi tetap punya kriteria sendiri tentang seorang pemimpin. Klo ada yang berbeda … silahkan. No problemo.
Saya pake pakem 3 Y, yang diantaranya :
(1) Yang penting laki2
Maaf ya … ini bukan masalah gender. Sebab yang saya tau, … setiap orang memang dilahirkan sebagai seorang pemimpin, tapi laki2 adalah pemimpin kaumnya. Yang saya tau juga, … manusia pertama di muka bumi ini adalah laki2, ya si adam itu. Jadi, klo rujukannya masalah senioritas, mestinya laki2 adalah prioritas. Dan yang saya tau lagi, … semua nabi dan rasul adalah laki2.
(2) Yang penting langsing alias proporsional
Maaf ya … bukannya saya alergi sama orang2 obesitas. Ini masalah kemampuan mengendalikan diri. Kemampuan mengendalikan diri terhadap hawa nafsu kita, yang salah satunya adalah nafsu makan. Ini sepele, tapi vital. Gimana kita bisa bicara tentang kemiskinan, klo badan kita tambun ?!?! Gimana kita bisa teriak2 dengan jargon “men
(3) Yang penting berani
(a) Berani jujur untuk bicara benar apa adanya, (b) dan berani bertanggungjawab untuk mengakui sebuah kesalahan.
Ehm … kriteria ketiga ini yang kliatannya paling susah dimiliki para pemimpin kita saat ini. Seandainya golput dilegalkan selayaknya sebuah partai, tapi hanya bertujuan sebagai alat ukur tingkat kepercayaan masyarakat kita terhadap para calon pemimpinnya. Dan jika ternyata pemilihnya lebih banyak dari pemilih hasil koalisi partai2 terbesar sekalipun, maka itu akan menjadi preseden terburuk dalam sejarah bangsa ini. Krisis kepemimpinan yang sangat-sangat akut. Tapi, jangan kuatir … justru dalam keadaan yang sangat kritis seperti itu, kita nanti akan menemukan pemimpin2 sejati. Pemimpin sekaligus seorang pejuang. Pemimpin yang benar2 memiliki rasa nasionalisme tinggi dan rela berkorban untuk kebaikan bangsa ini. Pemimpin yang seyogyanya memiliki kemampuan finansial yang memadai, sehingga terhindar dari fitnah mencari kekayaan dari uang rakyat. Bangsa ini adalah bangsa yang besar … jumlah penduduknya pun juga sangat besar … kekayaan alamnya apalagi, luar biasa … orang2 yang pintar dan kaya raya juga ga ke itung jumlahnya. Jadi, ... ga akan susah memunculkan orang2 seperti itu di saat negara dalam keadaan kritis.
Sunday, April 18, 2010
Bisnis Kuliner
Bisnis kuliner. Ya … bisnis makanan. Bisnis yang banyak dilakukan orang2 mulai dari yang ekonominya rendah sampai yang ekonominya tinggi. Mulai dari orang2 alit sampai kalangan elit macam artis2 ibukota. Bisnis yang bisa ditiru, tapi ga akan pernah jenuh. Gimana bisa jenuh ?!? lha wong selama manusia masih ada di muka bumi, selama itu pula manusia butuh makan.
Banyak ilmu2 ekonomi mengatakan bahwa bisnis harus meliputi 4 M + M, yaitu : Money, Men, Material, Machine and Method. Dan semuanya harus melalui studi kelayakan dulu untuk melihat fisibilitasnya. Mulai dari : price, product, promotion and distribution. Tapi, itu semua ga jaminan. Apalagi klo itu di bisnis kuliner/makanan.
Karena saya suka pecel, … maka saya ambil contoh bisnis pecelnya Cak Chalim ini. Berangkat dari rombong biasa, sekarang dah pake banner segala, dan pengunjungnya … woow … luarbiasa men. Mungkin karena antrinya lama, kita2 ini jadi sangat2 menghargai setiap suapan nasi yang masuk ke mulut, hahaha …
Pecel ini adanya di Gresik.
Pecel Cak Chalim ini memang ada di (1) lokasi yang strategis. Tapi, di kiri-kanannya juga ada penjual pecel lainnya. Jadi, bukan suatu keunggulan juga. Trus, (2) harganya juga sama. Ga pake (3) promosi2an. Jualan pecelnya pun/ (4) produknya juga ga aneh2. Seperti pecel kebanyakan. Tapi anehnya … pecel Cak Chalim memang yang laris manis tanjung kempol. Jangan2 pake “penglaris” ato ngingu tuyul ?!?!?
Walah … klo itu mah saya ga tau lagi. Yang saya tau pasti, saya suka karena pecelnya. Peyek –
Promosi dikit … perempuan yang lagi ngantri di dalam foto itu “master of tentornya SD – SMA di Gresik”, hahaha …. Kita sengaja ngantri pagi2 biar dapet giliran pertama. Sebab sekali lagi, … pecel Cak Chalim memang banyak peminatnya.
Di Tulungagung juga ada pecel mbah Dul. Isinya cuma toge/kecambah + tahu. Tapi, itu salah satu pecel yang saya suka juga saat saya pulang kampung, hahahahaha …
Bicara masalah laba bersih. Punya Cak Chalim bisa 100 ribuan. Sedikit ?!? tergantung cara melihatnya ya. Buat saya, itu untung yang gede. Cak Chalim buka jam 7an. Abis jam 9an. Setelah itu, dia suka duduk2 dulu di kios koran samping rombongnya untuk baca2 koran gratisan. Persiapan jual pecelnya pun ga butuh waktu lama. Paling2 masak nasinya aja yang agak lama. Klo peyek2, bisa nggoreng 3 hari sekali. Sambil nunggu nasi tanak, Cak Chalim bisa nyambi nggoreng
Ehm … ini memang pekerjaan yang ga butuh pangkat – tingkat pendidikan tinggi – dan ketrampilan khusus, tapi insya 4jj … jelas kehalalannya.
Selamat datang di dunia perpecelan, hahahaha ….cao !!!
Pekan yang Dramatis
Saturday, April 17, 2010
The sixth sense
“wuu … sha … orang itu hebat, euy … sakti !! mungkin punya indera ke-6” … gak jarang kita mendengar orang mengatakan hal seperti itu. Umumnya, orang menyebut, kemampuan indera ke-6 itu identik dengan kemampuan supranatural. Definisi indera ke-6 ato sixth sense itu sendiri apa sih ?!?! saya sendiri gak tau. Yang pasti, ... itu kemampuan spesial yang dimiliki seseorang di luar kemampuan panca inderanya. Gimana cara mendapatkannya ?!?! Macam-macam.
Ya itulah … jadi, menurut saya, yang namanya sixth sense itu ya, insting. Umumnya, insting itu ada, klo kita mau melatihnya. Seorang petinju, dengan instingnya, dia bisa mengelak tanpa melihat arah pukulan lawannya. Seorang striker / ujung tombak, bisa menendang bola tepat ke arah gawang lawan tanpa melihat gawangnya terlebih dahulu. Bahkan tanpa harus mengontrol bola pun, kadang bola langsung di tendang …. Goooll !!! Seorang pemain basket sekaliber Kobe Bryan ato Michael Jordan, meski meliuk-liuk menghindari kepungan musuh, tetap aja bisa menceploskan bola ke keranjang, yang mengundang decak kagum para penonton. Padahal keranjangnya kecil. Di gantung lagi. Mereka semua bisa begitu karena talent dan kerja keras.
Kemampuan mengenali seseorang juga bisa disebut sixth sense. Klo kita sudah ahli, patokannya 10 detik sebelum berinteraksi (baik lewat bicara ato jabat tangan). Saat itu, kita sudah harus bisa “merasakan” orang ini seperti apa.
Di dalam hutan yang keadaannya serba homogen, kita lebih sering mengikuti insting kita. Dalam urusan mencari jodoh pun, kita lebih prefer klo mengikuti insting kita. Jadi, … insting itu memang nyerempet-nyerempet kata hati. Pada saat kata hati berbunyi “klik” ato rasa-rasanya ada yang berteriak “ini saatnya, lakukan!”, saat itu juga kita segera bereaksi. Dan gak jarang, dalam kehidupan sehari-hari, kita lebih sering terselamatkan oleh kata hati kita dibanding otak kita. Nah … kemampuan melatih kepekaan kata hati ini yang penting kita miliki di jaman yang semakin ruwet sekarang ini. Karena manusia itu makhluk sosial, dia gak akan bisa hidup klo tidak berinteraksi dengan orang lain (kecuali, Tarzan). Padahal yang namanya orang lain itu, ada yang baik, tapi ada juga yang kurang baik.
Tentunya kita semua ingin memiliki teman-teman yang baik. Klo begitu, kita perlu melatih kemampuan sixth sense kita. Kemampuan kata hati kita. Klo para bhiksu-bhiksu di cerita komik, suka melatih kata hati dengan bertapa, kita yang orang jawa, biasanya suka “nglakoni”. Bisa puasa mutih .. bisa puasa bicara … bisa puasa makan hewan-hewan yang bernyawa … ato yang lainnya. Bagi seorang muslim, maka cara melatih kepekaan kata hati-nya ya … dengan belajar melakukan puasa sunnah, belajar berbicara yang benar, dan yang terakhir ... belajar memastikan kehalalan makanan/minuman yang masuk ke dalam tubuh kita. Klo ada yang lebih dari itu, monggo kerso. Itu lebih baik. Sebab ke-3 hal itu memang makanan favorit kesukaan hati.
Klo kita punya kemampuan mendengarkan kata hati yang bagus, trus ditunjang dengan kemampuan berpikir logis yang mumpuni juga, jangan heran … klo kita menjadi manusia setengah dewa, hahaha … tapi, ini bener loh …
Klo dulu orang berbicara tentang IQ … trus bergeser menjadi EQ … trus bergeser lagi menjadi ESQ nya Ari Ginanjar … artinya, mengandalkan kemampuan otak itu memang penting, tapi itu bukan yang utama. Yang paling utama adalah kemampuan spiritual. Kemampuan mendengarkan kata hati. Kemampuan yang hanya bisa dimiliki, jika kita memiliki hati yang bening … hahaha, es cao !!!
Artikel terkait :
Thursday, April 15, 2010
Bahayanya sombong
“uch … dasar sombong !!! belagu amat tuh orang …” ehm … kita semua pasti pernah mendengar orang mengumpat dengan kata2 seperti itu. Umumnya orang dikatakan sombong klo dia punya lagak sok tau. Menurut saya, anggapan itu ga salah . Tapi, memang agak kurang tepat aja. Sebab, yang namanya sok … belagu … itu cuma ekses nya aja.
Sebenarnya yang namanya penyakit hati itu, banyak macamnya. Tapi yang paling utama memang : sifat sombong. Cuma gara2 sifat sombong yang ngendon di hati kita, lama2 bisa merembet ke penyakit hati lainnya macam : takabur, ujub, riya’, iri/dengki, dll.
Buat saya, penyakit sombong ini memang bisa masuk kategori : pembunuh berdarah dingin, ohh … sramm … Gimana gak serem nih penyakit … sapa saja yang kena penyakit ini, kadang gak sadar. Ato klo pun sadar, yang bersangkutan tetep kekeh merasa bukan termasuk orang yang sombong, … Kenapa bisa begitu ya ?!?! ya iya lah … masa ya iya dong … dedengkotnya sombong itu
Dan lagi … yang namanya penyakit sombong itu ternyata bisa menular loh, utamanya ke keturunan kita. Wahh … gaswat
Anak yang saat kelahirannya kita pilihkan nama yang terbaik … yang kita ciumi setiap saat … yang kita ajari mengaji dan lain-lain, eh … ternyata punya penyakit sombong yang di dapat dari orang tuanya, wahh … jangan sampai dech itu terjadi pada diri kita.
Adanya sifat sombong ini memang rada mirip dengan pepatah “karena nila setitik, tumpah susu sebelanga”. Gara2 satu sifat ini saja, segala kebaikan yang ada pada diri kita, seakan-akan jadi hilang sirna. Jadi sia2 dong hidup di dunia …
Kenapa sih penyakit sombong itu bisa begitu berbahaya ? … yaa ... mungkin karena DNA penyakit ini merupakan gabungan dari sifatnya syeitan dan nafsunya manusia, wajar klo penyakit ini menjadi penyakit paling menakutkan di kolong jagat ini. (menurut versi saya loh,hahaha …).
Klo kita pernah liat serial Avatar kartun yang di tipi. Di situ ada 4 unsur alam, yaitu : air … api .. bumi/tanah … dan awan/angin. Yang paling kuat memang api. Karena itu, si raja api ingin menguasai semua unsur2 alam yang ada di muka bumi. Untungnya ada Avatar. Jadi, niat jahat si raja api bisa dicegah dan untuk menghindari si raja api berbuat kezaliman lagi, seluruh ilmunya diserap dan dilenyapkan oleh Avatar. Klo saat itu, Avatar cuma menguasai 3 elemen alam, jelas dia gak akan mampu melakukan itu. (kok jadi crita film ya ?!?! ... hahaha ...)
Sebenarnya penyakit sombong itu apa sih ?!?!
Setau saya, … yang dikatakan sombong itu klo kita (1) cenderung meremehkan sesuatu. Apapun itu. Bagaimana pun bentuknya. Yang ke (2), klo kita susah menerima nasehat tentang kebenaran. Sukanya ngeyel dan mencari-cari kelemahan orang lain.
Nah … seperti halnya si raja api tadi, … penyakit sombong yang pada diri kita ini gak akan pernah bisa hilang, kecuali 4jj yang mengambilnya. Jadi, … tugas kita sebenarnya cuma mencoba sesering mungkin memasukkan kalimat “mohon kepadaNya agar terhindar dari sifat sombong” dalam doa2 kita … juga disaat kita bercermin … dan yang terakhir, ... mulai belajar mencari kebaikan2 yang ada pada diri orang lain dan mengingatnya, sekecil apa pun itu. Mau lebih dari itu ?!?!?! monggoo …. cao !!!
Wednesday, April 14, 2010
Bodohnya si fulan ...
“Bodoh ya si fulan itu”, sebagian tetangga kadang suka berbicara seperti itu kepada seseorang yang kebetulan sedang di “rasani”. “Punya rumah mertua gede kok malah milih ngontrak.
Padahal pikiran si fulan sederhana aja. Dia cuma ingin hidupnya lebih berkah. Klo dia berani menikahi anak orang, maka dia harus berani bertanggungjawab untuk hidup dirinya, istri dan keturunannya kelak. Dengan mengontrak, si fulan dan istri bisa mulai belajar mandiri ... belajar mengenal pasangannya … belajar merahasiakan kelemahan pasangannya … belajar saling menghargai, dll. Meski makan sehari cuma satu kali (pake mie lagi) … ga jadi masalah. Ato kadang mesti harus jual2 barang untuk beli susu sang anak … juga ga masalah. Ga perlu malu apalagi gengsi. Meski tetangga kasak-kusuk, biarkan saja. Toh kita ga bisa makan pun, kadang mereka tetap tidak peduli. Sebab mereka juga sudah pusing dengan urusan mereka sendiri (kecuali urusan kasak-kusuknya, hehehe …). Tapi setidaknya, dengan mengontrak sendiri, si fulan akan punya keset dan sapu sendiri … punya bumbu dapur sendiri … punya kompor sendiri … punya piring dan sendok sendiri … dan yang pasti … lebih punya harga diri & kehormatan. Klo ada orang yang masih ikut orangtuanya ato “ngenger” dengan mertuanya saat telah menikah … monggo, silahkan. Itu hak masing2 orang, tapi tidak untuk si fulan.
Bagaimana 4jj akan memberikan pertolonganNya kepada si fulan dengan cara yang mudah, klo si fulan masih belum berani mandiri dan bergantung hanya kepadaNya ?!?!
“Bodoh ya si fulan itu … masak udah enak2 kerja di kantoran, punya jabatan, gaji lumayan, eh … malah keluar. Padahal cari kerja sekarang ini
Padahal pikiran si fulan sederhana aja. Dia cuma ingin hidupnya lebih berkah. Klo si fulan kerja sendiri/wirausaha, maka akan lebih mudah baginya untuk menilai benar dan salah. Rizki yang didapat pun, harapannya akan lebih jelas keberkahannya. Bukan sekedar halal yang dicari. Klo rizki yang didapat lebih berkah, maka harapan si fulan untuk keluarga yang sakinah-mawaddah-warohmah akan lebih mudah dicapai. Istri yang nurut sama suami … anak yang pinter tanpa harus susah2 diajarin … dan yang pasti … nikmatnya sehat. Masalahnya saat itu cuma, si fulan belum tau harus usaha apa ?! modal di tangan sangat minim dan knowledge tentang kewirausahaan juga masih nol putul, hahaha … Klo ada orang lain yang melakukan hal yang berbeda dengan keyakinan si fulan, … silahkan. No problemo. Tapi tidak untuk si fulan.
Bagaimana 4jj akan memberikan pertolonganNya kepada si fulan dengan cara yang mudah, klo si fulan masih belum yakin dan bergantung sepenuhnya hanya kepadaNya ?!?!
“Bodoh ya si fulan itu … masak hidupnya mau selamanya jadi kontraktor. Kontrak
Padahal pikiran si fulan sederhana aja. Dia cuma ingin hidupnya lebih berkah. Klo nyicil
Kenapa mesti dengan jalan mengutang untuk memaksa 4jj memberikan pertolonganNya kepada kita ?!?!? kenapa ga lewat ilmu sedekahnya ustadz Mansur aja ?!?! kenapa kita ga berbisnis dengan 4jj aja … Dzat yang jelas2 menggenggam rizki kita dan punya kuasa atas alam semesta beserta segala isi2nya ?!?!? kenapa kita mesti malu untuk curhat dan berkeluh-kesah hanya kepadaNya ?!?!? dan kenapa juga kita mesti malu2 untuk minta langsung kepadaNya ?!?! “Mintalah kamu kepadaKu, niscaya Aku akan mengabulkannya”. Kenapa mesti malu …
(1) Ngontrak itu win-win solution. Klo yang punya rumah lagi ga butuh duit, mereka sangat berterimakasih rumahnya ada yang nempatin. Sebab rumah yang dibiarkan kosong, memang cenderung cepat rusak. Apalagi klo mereka memang pas butuh duit, … cocok. Memang sih, duit yang kita keluarkan untuk mengontrak tidak ada wujud nyatanya, tapi
Dilema Seorang Pegawai
Jadi pegawai kantoran, yaaa … banyak orang yang mengidam-idamkan menjadi pegawai kantoran. Apalagi klo bisa kerja di perusahaan yang bonafide dan punya jabatan tinggi, ehm … gajinya pasti gede. Ga sedikit orang tua yang berpesan pada anaknya,”nak … kowe sinau o sing sregep ben pinter, ben engko gampang nggolek gawean. Ben ga dol-dolan koyo bapak-ibumu”.
Teringat film si Doel anak sekolahan yang sangat populer dulu dan sekarang ditayangkan kembali, betapa bahagianya babe saat tau si Doel lulus sarjana. “si Doel jadi tukang insiyur … !!! si Doel jadi tukang insinyur … !!!”, teriak babe sambil lompat-lompat kegirangan.
Memang, ... yang namanya anak, kebanyakan menjadi tempat orang tua menggantungkan harapan ato cita-cita yang dulunya mungkin belum kesampaian. Yang orang tuanya gak bisa mbaca dan cuma jadi sopir angkot macam babe, ingin anaknya si Doel jadi tukang insinyur dan kerja di kantoran. Dan saat itu terwujud, betapa bahagianya babe. Tapi bagi si Doel, itu juga bukan hal yang mudah untuk mewujudkan harapan/impian orang tuanya.
Demikian juga di kehidupan nyata, di jaman sekarang ini. Meski setiap capres/cagub/cawali/cabup dan ca-ca-ca lainnya berjanji ingin membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, itu bukan hal yang mudah. Kebanyakan hanya berupa proyek padat karya yang tidak terlalu membutuhkan skills khusus.
Yok kita analisa sama-sama. Data dan fakta di lapangan mengatakan, bahwa tiap tahun, jumlah kepadatan penduduk, trus meningkat. Ini terjadi karena taraf kesehatan masyarakat semakin membaik, sehingga jumlah orang yang meninggal semakin berkurang. Sedangkan, laju meningkatnya jumlah kelahiran, tidak bisa dicegah, meski pemerintah rajin memasyarakatkan program KB dua anak cukup. Selain gak ada reward yang ditawarkan, sebagian besar masyarakat kita masih meyakini bahwa “banyak anak, banyak rezeki” … faktanya, justru masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah, yang malah memiliki banyak anak daripada mereka yang punya tingkat ekonomi menengah ke atas. Mungkin, bagi mereka, kegiatan "itu" merupakan satu-satunya sarana hiburan pelepas stres yang murah meriah ... menyenangkan ... seger di badan ... dan pastinya dapet pahala pula hahaha ...
Faktanya … dalam bidang pendidikan, tiap tahun jumlah sekolah dasar semakin bertambah. Sehingga, mau gak mau, jumlah sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas serta perguruan tinggi juga ikut-ikutan meningkat, meski jumlahnya tidak sebanyak sekolah dasar. Ujung-ujungnya, jumlah sarjana yang lulus dan siap mencari kerja tiap tahunnya juga ikut bertambah. Klo setiap perguruan tinggi meluluskan sarjana baru mereka 2 ato 3 kali dalam setahun, bayangkan banyaknya sarjana-sarjana yang membutuhkan pekerjaan ?!?!? Sedangkan faktanya … munculnya lapangan kerja baru, tidak sebanding dengan jumlah calon tenaga kerja yang tersedia. Supply dan demand nya akan tidak seimbang. Jadi, jangan heran klo masih banyak pegawai yang dibayar dibawah UMR. Lha wong di luaran
Pak Dosen pernah bilang,”lulusan sarjana cuma ada 3 tipe. Tipe yang pinter biasanya bablas jadi dosen, … yang biasa2 saja sibuk nglamar pekerjaan sana-sini, … sedang yang bodoh, sibuk buat kartu nama untuk jadi pengusaha hahahaha ….”
Faktanya, …. Lulusan sarjana yang bodoh jumlahnya sedikit …. yang pinter juga sedikit. Sedangkan yang biasa-biasa aja ?!?! Buu ... anyakkk !!!
Sarjana yang biasa-biasa inilah yang saling bertarung memperebutkan lowongan pekerjaan yang banyak muncul di hari Sabtu & Minggu
Jika sarjana yang masih menganggur rutin melamar pekerjaan di 6 perusahaan dalam satu minggu, maka dalam 1 bulan ada 24 surat lamaran yang harus dibuat. Jika
Umpamanya gak ada lamaran yang terpanggil, … “Anda Belum Beruntung”. Klo ada yang terpanggil menjalani tes, ada biaya lagi yang masih harus dikeluarkan lagi untuk beli bensin, angkot, parfum, dll. Jarang ada perusahaan yang mau menjalani tes cuma satu kali. Paling sedikit 2 kali, bahkan ada yang sampai 6 kali. Klo gagal dalam serangkaian tes itu … “Anda Belum Beruntung”.
Jika lolos semua tes yang ada, kita masih melewati masa percobaan 3 bulan di perusahaan tersebut. Jika gagal …“Anda Belum Beruntung”. Klo berhasil, kita masih harus melakukan adaptasi dengan (1) pekerjaaan baru kita … (2) lingkungan kerja yang baru … (3) dan sikap atasan/bos kita. Gagal beradaptasi … “Anda Belum Beruntung”. Klo itu semuanya ternyata bisa kita lalui, maka hadangan kita yang terakhir adalah PATSI (4Si). Apa itu ?!?! Promosi … Demosi … Mutasi … dan Optimalisasi.
Promosi. Klo itu perusahaan keluarga, bukan hal yanng mudah bagi kita untuk bisa menerobos masuk ke jajaran level atas managerial. Demosi/turun pangkat … ini biasanya berkonotasi negatif. Mutasi … klo yang ini bisa berarti negatif, tapi juga bisa berarti positif. Dan terakhir, Optimalisasi/PHK ... akhir2 ini sering terjadi. Jika kita kebagian yang Optimalisasi ... "Anda Belum Beruntung". Fuih ... ada berapa banyak stok keberuntungan yang kita harus punya untuk melewati itu semua ?!?!?
Dari ke 4Si di atas, yang paling banyak diharapkan adalah Promosi. Jadi, perbandingannya 1 banding 3. Bukan hal yang mudah …
Faktanya … model struktur organisasi perusahaan selama ini seperti sebuah piramida/ segitiga. Makin ke atas makin meruncing. Makin sedikit yang dibutuhkan. makin banyak persyaratannya dan makin tinggi tingkat persaingannya. Jadi gak usah heran ... klo makin aneh-aneh cara menggapainya, hahaha …
Faktanya … rata-rata pegawai bekerja 8 jam sehari. Klo ditambah waktu yang dihabiskan untuk berangkat dan pulang kerja, bisa 10 jam. Di tambah lagi waktu tidur 8 jam, jadi 18 jam. Sisa waktu 6 jam dalam sehari untuk beristirahat dan bercengkrama dengan keluarga serta menjalankan bisnis sampingan sebagai persiapan di masa depan. Ini juga bukan hal yang mudah. Itu pun klo kita gak memegang jabatan level menengah ke atas dan gak mengambil jatah jam lembur. Praktis waktu free kita hanya di hari Sabtu ato Minggu. Klo Sabtu rekreasi dengan keluarga, Minggunya istirahat di rumah ato sebaliknya. Itu semua memang konsekuensi yang harus kita terima.
Dengan berjalannya waktu, rutinitas itu akan terbentuk sampai kita berusia 55 tahun (klo ga di PHK …). Usia dimana waktu pensiun telah tiba. Libur tlah tiba … libur tlah tiba …
Bayangkan … di usia segitu yang secara mental dan fisik tidak sekuat dulu lagi, kita harus memulai babak baru dalam kehidupan kita sebagai seorang pensiunan. Hilang sudah rutinitas yang kita jalani selama bertahun-tahun. Hilang juga jabatan yang pernah kita genggam. Hilang pula sebagian besar potensi pendapatan maksimal yang bisa kita raih dalam sebulan bekerja. Sementara faktanya … tiap tahun kebutuhan hidup selalu meningkat.
Masa2 post power sindrome seperti ini bukanlah masa2 yang mudah untuk dilalui. Kebanyakan, di masa-masa seperti ini, … entah mengapa, yang namanya penyakit mulai doyan bermunculan. Mulai yang ringan2, seperti pegel linu sampe yang serem2 macam stroke, kanker, kolesterol, jantung, gagal ginjal, bahkan ada yang sampai ginjal-ginjal, hahaha …
Tidak jarang, duit yang dikumpulkan selama bertahun-tahun, habis dalam sekejap hanya untuk biaya pengobatan.
Fuihh … berat sekali … tapi, ini cuma gambaran umum nasib seorang pegawai loh … Gak identik. Pasti akan tetap ada orang yang sukses berkelimpahan sebagai seorang pegawai, tapi prosentasenya berapa persen ?!?!?
Tapi, begitulah hidup … “ada harga yang harus kita dibayar”. Semua selalu ada konsekuensinya. Semua selalu saja ada resikonya … Hahaha, es cao !!!
Artikel terkait :
Tuesday, April 13, 2010
Zona Nyaman
Zona nyaman, ya … setiap orang pasti menginginkan berada di zona nyaman. Zona ato daerah dimana semuanya terasa lebih nyaman & menyenangkan. Damai sejahtera. Punya istri cantik yang setia lagi sholehah … punya anak2 yang pinter - baik hati - dan tidak sombong … punya rumah mewah … punya mobil kluaran terbaru … punya pendapatan besar … dan lain – lain. Pokoknya yang nyaman2 deh. Tapi, memang agak mustahil juga kita bisa meraih semuanya itu. Bisa dapat sebagiannya saja, itu sudah include dengan konsekuensinya.
Umumnya orang berpendapat bahwa kenyamanan itu didapat klo kita punya duit banyak. Makanya, banyak lagu2 yang bertemakan tentang duit. Mulai dari lagunya teh Nicky Astria … lagunya God Bless … lagunya Iwan Fals … bahkan yang terbaru lagunya teh Melly Goeslow. Semua bicara tentang duit.
Banyak cara untuk mendapatkan duit banyak, diantaranya dengan 3 K : Ketenaran – Kekuasaan – Kewirausahaan. Diantara ketiganya ini, klo kita dapet satu, kita akan dapat semuanya. Misalnya, kita mendapatkan ketenaran dari salah satu ajang instant di tipi2 yang banyak macamnya, seperti “ Indonesia Idol, Dangdut Mania, dll. Saat kita tenar, kita pasti juga akan mendapatkan kekuasaan dan punya beraneka ragam bisnis sampingan. Kata pepatah “Sambil menyelam minum air”. Kena satu, kena semuanya. Tapi, harus hati2 nih! Karena sambil menyelam minum air, kuatirnya kita bisa kelempokan alias kebanyakan minum air dan malah bisa tenggelam. Gaswat
Trus, gimana caranya supaya tidak tenggelam ?!? ya, harus bisa berenang. Gimana bisa berenang ?!? ya, harus belajar.
So … kuncinya satu : BELAJAR (study). Setelah itu : LATIHAN (practice). Belajar teknik berenang yang benar & latihan secara rutin.
Jadi, … klo kita mau mendapatkan 3 K dan tidak keblinger dengan 3 K, kita harus mendapatkannya dengan cara yang benar & mau menjalani prosesnya. Inga-inga !!! mau menjalani prosesnya. Dan semuanya memang harus diawali dengan NIAT yang benar.
Klo mau lewat jalan ketenaran, ya jangan yang instant2. Kuatir mentalnya belum siap. Lha wong urusan makanan aja, yang namanya instant klo bisa dihindari. Klo mau lewat kekuasaan macam jalur politik, ya … harus hati2. Mencari kenyaman dari duit rakyat begini, resiko dunia - akheratnya jelas gede banget. Seree …emmm. Klo yang mau lewat jalur kewirausahaan, ya … jalani usaha dengan cara2 yang benar. Memang ga mudah sih. Klo ada pengusaha yang bilang bahwa manjadi pengusaha itu mudah, itu : omong kosong!!! Kecuali klo mereka terlahir dari keluarga/kerabat yang dah kaya2 (lain ceritanya …). Cuma enaknya jadi wirausahawan/pengusaha dibandingkan jadi karyawan, kita jadi lebih tau mana yang benar – mana yang salah.
Beda klo kita sebagai karyawan. Dalam sebuah perusahaan, mungkin hanya sebagian kecil karyawan saja yang tau secara detail, bagaimana perusahaan menghasilkan uang yang akan dijadikan keuntungan perusahaan dan pembayaran gaji karyawannya. Yang jadi masalah