Kadang kita sering mendengar ato membaca sebuah artikel yang berisi profil seorang pengusaha sukses yang kemudian berkata,"sebenarnya, menjalankan sebuah bisnis itu mudah loh, klo kita tau caranya". Ya, jelas dong! Nyari caranya itu yang gak mudah. Dasar dodol! Kadang kita mesti nabrak
Dulu, pak dosen pernah bilang bahwa, ada 3 macam tipe mahasiswa setelah berhasil lulus dari kuliahnya. (1) mahasiswa yang pinter, akan bablas jadi dosen … (2) mahasiswa yang tergolong biasa-biasa aja, akan sibuk nglamar kerjaan kesana-sini … (3) sedangkan mahasiswa yang merasa bodoh, akan berpikir mencetak kartu nama sebanyak-banyaknya sebagai modal membuka usaha sendiri, artinya : umumnya orang menjadi pengusaha itu adalah karena faktor “keterpaksaan”. Terpaksa karena pendidikannya rendah - terpaksa karena gak pinter. Jadi, awal mula mereka memutuskan berbisnis sendiri (umumnya) karena merasa sulit bersaing mendapatkan pekerjaan, eh! ternyata malah sukses.
Umumnya orang, kuatir sama yang namanya : GAGAL. Padahal, yang namanya sukses dan gagal itu merupakan satu kesatuan yang utuh. Satu paket dan gak bisa dipisah-pisahkan. Klo mau sukses, yaa … harus berani gagal. Makanya ada buku “Berani Gagal” punyanya orang
Bayangkan … 8889 kali gagal ! Ini bukan pekerjaan mudah, men ... Butuh tekad dan mental baja. Butuh pengorbanan waktu … tenaga … biaya … dan juga pikiran. Hambatan … halangan … rintangan … bisa jadi menu sarapan sehari-hari. Mungkin kita bisa recovery by myself untuk sebuah kegagalan, tapi untuk recovery dari faktor luar ?!?!? wee … itu gak mudah. Klo di pelajaran statistik ada y = a + bx1 + cx2 + ... + e, e itu
Tapi jangan kuatir … bayangan kesulitan itu, sebagian besar memang cuma ada di main frame kita aja. Sedangkan hardware dan software kita, semestinya sudah didesain sukses dari sononya. Kuncinya cuma : fokus … sedikit nekat … dan jangan dipikir lama2.
Selain ketiga hal di atas (fokus-sedikit nekat-dan jangan dipikir lama2) … timing memutuskan untuk berbisnis juga merupakan faktor yang penting. Yup ! waktu (timing). Bicara masalah waktu, hubungannya pasti dengan usia. Semuanya butuh kesiapan mental dan fisik. Klo kita gak mau termasuk golongan pebisnis yang “terpaksa”, kita bisa memulainya dikisaran usia 30an. Alasannya sederhana. Di usia seperti itu, biasanya kita sudah lulus kuliah … sudah pernah kerja ikut orang … dan sudah punya sedikit modal untuk berbisnis. Secara mental juga sudah cukup matang. Jadi, jangan ditunda-tunda lagi. Bisnis kecil-kecilan pun, no problemo. Itu malah bagus !
Klo dulu, orang yang mau meninggal cukup menitipkan Iman dan Islam pada anaknya, ... untuk saat ini, gak ada salahnya kita berharap lebih : kutitipkan Iman - Islam - dan banyak perusahaan, serta harta yang berkah berkelimpahan kepada anakku, agar dirinya bisa menjadi manusia yang lebih mulia di dunia dan di akherat kelak, amin …
Hahaha … es cao !!!
Artikel terkait :