Saturday, April 17, 2010

The sixth sense

wuu … sha … orang itu hebat, euy … sakti !! mungkin punya indera ke-6” … gak jarang kita mendengar orang mengatakan hal seperti itu. Umumnya, orang menyebut, kemampuan indera ke-6 itu identik dengan kemampuan supranatural. Definisi indera ke-6 ato sixth sense itu sendiri apa sih ?!?! saya sendiri gak tau. Yang pasti, ... itu kemampuan spesial yang dimiliki seseorang di luar kemampuan panca inderanya. Gimana cara mendapatkannya ?!?! Macam-macam. Ada yang memang sudah bawaan sejak lahir, tapi ada juga yang melalui proses latihan. Misalnya, orang-orang yang berprofesi sebagai salesman. Mereka itu (umumnya) memiliki kemampuan sixth sense. Awalnya sih, mereka memang diajari trik-trik dasar mengenal calon pembeli. Mulai dari cara membuka percakapan dengan orang yang baru dikenal, ... sampai cara mereka mempengaruhi calon pembeli. Klo dirasa waktunya sangat pendek, tapi instingnya mengatakan "ini pembeli yang potensial", maka dalam hitungan menit, (bisa dipastikan) mereka sudah mengantongi : nama dan kontak person si calon pembeli, hahaha ... "bisa minta waktunya sebentar, pak ?! 5 menit saja", lalu mereka langsung menyodorkan tangan,"maaf, bisa saya tau namanya, pak ?" "pak untung" "baik, pak untung, begini ... bla-bla-bla" Kenapa mereka selalu memulainya dengan berjabat tangan ?! Karena saat seseorang sudah rela untuk berjabat tangan, (umumnya) secara psikologi mereka sudah mengijinkan kita untuk masuk ke daerah zona pribadinya. Klo sudah begitu … para sales ini segera melancarkan serangan berikutnya, berupa kemampuan verbalnya. Makanya gak usah heran, klo (umumnya) sales, pada pandai bicara (umumnya loh … ga identik). “Lambe ne, koyo-koyo e wis lecek” kata orang jawa. Dan jurus sales yang paling akhir adalah killing touch-nya ato closing. Mereka sangat lihai membuat si calon pembeli akhirnya “deal(mau membeli) terhadap barang / jasa yang ditawarkan. Sales-sales yang sudah jagoan, bisa terlihat aksinya saat di gelar pameran di mal-mal. Begitu banyak pengunjung, si sales jagoan seakan punya sixth sense / insting untuk menerkam calon korbannya, hahaha … ini bener loh … Dengan melirik saja, kadang mereka sudah tau, ini orang mau beli ato cuma nanya-nanya aja. Matanya sangat awas. Meski kadang mereka saling becanda dengan teman-temannya, matanya selalu menyapu bersih seluruh pengunjung di pameran tiap 5 menitan, hahaha

Ya itulah … jadi, menurut saya, yang namanya sixth sense itu ya, insting. Umumnya, insting itu ada, klo kita mau melatihnya. Seorang petinju, dengan instingnya, dia bisa mengelak tanpa melihat arah pukulan lawannya. Seorang striker / ujung tombak, bisa menendang bola tepat ke arah gawang lawan tanpa melihat gawangnya terlebih dahulu. Bahkan tanpa harus mengontrol bola pun, kadang bola langsung di tendang …. Goooll !!! Seorang pemain basket sekaliber Kobe Bryan ato Michael Jordan, meski meliuk-liuk menghindari kepungan musuh, tetap aja bisa menceploskan bola ke keranjang, yang mengundang decak kagum para penonton. Padahal keranjangnya kecil. Di gantung lagi. Mereka semua bisa begitu karena talent dan kerja keras.

Kemampuan mengenali seseorang juga bisa disebut sixth sense. Klo kita sudah ahli, patokannya 10 detik sebelum berinteraksi (baik lewat bicara ato jabat tangan). Saat itu, kita sudah harus bisa merasakanorang ini seperti apa.

Di dalam hutan yang keadaannya serba homogen, kita lebih sering mengikuti insting kita. Dalam urusan mencari jodoh pun, kita lebih prefer klo mengikuti insting kita. Jadi, … insting itu memang nyerempet-nyerempet kata hati. Pada saat kata hati berbunyi klik ato rasa-rasanya ada yang berteriak “ini saatnya, lakukan!”, saat itu juga kita segera bereaksi. Dan gak jarang, dalam kehidupan sehari-hari, kita lebih sering terselamatkan oleh kata hati kita dibanding otak kita. Nah … kemampuan melatih kepekaan kata hati ini yang penting kita miliki di jaman yang semakin ruwet sekarang ini. Karena manusia itu makhluk sosial, dia gak akan bisa hidup klo tidak berinteraksi dengan orang lain (kecuali, Tarzan). Padahal yang namanya orang lain itu, ada yang baik, tapi ada juga yang kurang baik.

Tentunya kita semua ingin memiliki teman-teman yang baik. Klo begitu, kita perlu melatih kemampuan sixth sense kita. Kemampuan kata hati kita. Klo para bhiksu-bhiksu di cerita komik, suka melatih kata hati dengan bertapa, kita yang orang jawa, biasanya suka nglakoni. Bisa puasa mutih .. bisa puasa bicara … bisa puasa makan hewan-hewan yang bernyawa … ato yang lainnya. Bagi seorang muslim, maka cara melatih kepekaan kata hati-nya ya … dengan belajar melakukan puasa sunnah, belajar berbicara yang benar, dan yang terakhir ... belajar memastikan kehalalan makanan/minuman yang masuk ke dalam tubuh kita. Klo ada yang lebih dari itu, monggo kerso. Itu lebih baik. Sebab ke-3 hal itu memang makanan favorit kesukaan hati.

Klo kita punya kemampuan mendengarkan kata hati yang bagus, trus ditunjang dengan kemampuan berpikir logis yang mumpuni juga, jangan heran … klo kita menjadi manusia setengah dewa, hahaha … tapi, ini bener loh

Klo dulu orang berbicara tentang IQ trus bergeser menjadi EQ trus bergeser lagi menjadi ESQ nya Ari Ginanjar … artinya, mengandalkan kemampuan otak itu memang penting, tapi itu bukan yang utama. Yang paling utama adalah kemampuan spiritual. Kemampuan mendengarkan kata hati. Kemampuan yang hanya bisa dimiliki, jika kita memiliki hati yang bening … hahaha, es cao !!!


Artikel terkait :


Submit your 
content Every Day to 25 social 
bookmarking sites, all on unique 
C class IPs... FREE.