Huh ! membosankan !
Melihat strategi yang diterapkan Jose Mourinho di lapangan, benar2 membuat pertandingan 90 menit terasa lama sekali. Super defense ! Apalagi setelah salah satu pemainnya terkena kartu merah di babak pertama. Praktis, Inter fokus sama pertahanan dan mencoba mengulur-ulur waktu dengan diving ... protes wasit ... dan eksekusi lambat untuk bola2 mati. Klo ibarat petinju, bisanya cuma hit-run, hit-run and clinch. Gitu aja bolak-balik. Persis seperti pertarungan Mike Tyson dengan James "si peremuk tulang" Tillis tempoe doeloe. Pertandingan itu berlangsung 15 ronde dan dimenangkan Tyson dengan angka. Membosankan !
Tapi, itulah strategi. Klo rujukannya hasil, segala macam cara memang kadang sah2 aja untuk dilakukan. Strategi Inter ini, ga jauh beda dengan strategi Chelsea saat menghadapi Barca musim lalu. Barca benar2 mati kutu. Permainan tic-tac, tic-tac nya tidak bisa berjalan lancar. Untungnya ada gol Iniesta di menit2 akhir yang membuat Barca lolos ke final dan bablas juara.
Jika di final saat itu, opa Alex menerapkan strategi yang sama dengan yang dilakukan Chelsea, tidak menutup kemungkinan MU lah yang akan menjadi juara Champions musim lalu. Tapi, opa Alex kliatannya lebih punya harga diri dan kehormatan. Makanya, meski bukan bermain dengan gaya MU yang sebenarnya, MU coba melayani Barca untuk bermain terbuka dan akhirnya ... kalah. Ga papa. Bagi saya, itu adalah kekalahan yang terhormat. Penonton di stadion pun pasti akan pulang dengan rasa puas menyaksikan suguhan atraksi para pemain MU dan Barca di lapangan. Pemirsa di layar kaca pun pasti akan mengalami perasaan yang sama.
Memang, pertandingan pagi ini Barca menang 1-0, tapi itu ga cukup untuk menghadang laju Inter menuju partai puncak menghadapi Bayer yang sudah memastikan diri sehari sebelumnya dengan kemenangan yang meyakinkan 0-3 atas Lyon.
Yah ... dengan besar hati juga, saya harus mengatakan bahwa Jose Maurinho memang benar2 The Spesial One. Slamet ya, ter ...