Saturday, November 6, 2010

Jurus Tapak Kerinduan yang Memuncak

Mestinya, besok Minggu, tanggal 7 Nopember 2010, kita akan memasuki bulan baru kalender Hijriah, tanggal 1 Dzulhijah 1431 H. Sembilan hari kemudian, kita merayakan Hari Raya Idul Adha. Yang tinggal di kampung halaman, akan banyak menemui para penjual kambing dan sapi, ehm … kambing … kambingggg !!!!! saya gak seberapa suka makan daging kambing, dan juga gak punya nyali untuk memegang kambing. Meski begitu, saya sangat suka kambing. Duduk berlama-lama melihat banyak kambing yang dijual dan menikmati aroma khas kambing, memang memberi kenikmatan tersendiri, hahaha

Pingin rasanya punya kambing dan melihatnya bunting, trus melahirkan anaknya. Dua jadi enam … enam jadi 10 ekor, sepuluh ekor menjadi 30 ekor, fuihh … menyenangkan sekali. Niat sudah ada. Semua kambing yang dibayangkan, kecuali jenis qibas/biri-biri, juga sudah tampak jelas seperti nyata. Orang yang mau dan telaten merawatnya pun juga sudah ditemui dan bersedia. Tinggal kambingnya yang belum ada, Duh Gustiii … Jurus Tapak Kerinduan yang Memuncak Level 10, Haiii … yattttt !!!!! Mewujud !!!!!!

Laa illa ha illa allah … kerinduan yang akan mencapai klimaks_nya saat setiap kali mendengar orang bertakbir menyebut namaMu.

ehmIdul AdhaHari Raya KurbanHari Raya Haji. Hari dimana umatMu berbondong-bondong datang memenuhi panggilanMu … Hari dimana keseragaman begitu terlihat indah dan menentramkan hati. Meski di tempat itu akan bercampur-baur muslim yang taat … yang setengah taat … atau yang sekedar muslim KTP aja … semuanya, tampak sama. Bisa jadi, di kampung, mereka punya aliran yang berbeda-beda, tapi di sana mereka melakukan hal-hal yang sama. Sama-sama sa’i_nya … sama-sama melempar jumrah_nya … sama-sama pakai kain putih_nya … yang laki-laki, sama-sama pake 2 lembar untuk menutupi auratnya … bahkan mereka semua pun, punya satu tujuan yang sama, berharap pulang sebagai haji yang mabrur. Duh Gustiii …

Memang, urusan ijin berangkat haji adalah hak 4jj semata. Itu adalah rumahNya. Meski kita mengetuknya berkali-kali, belum tentu Dia mau membukakan pintuNya. TamuNya pastilah orang-orang yang disayangiNya. Duh Gustiii … apakah kiranya Engkau berkenan menjemput dan mengundang hambamu, karena diri ini begitu malu untuk datang dan mengetuk pintu rumahMu …

Labbaika Allahumma labbaika …
Labbaika la syarika laka labbaika …
Innal hamda wanni’mata laka wal mulka …
Laa syarika laka.

Ya 4jj … aku datang karena panggilanMu,
Tiada sekutu bagiMu,
Segala ni’mat dan puji adalah kepunyanMu dan kekuasaanMu,
Tiada sekutu bagiMu.

Artikel terkait :


Submit your 
content Every Day to 25 social 
bookmarking sites, all on unique 
C class IPs... FREE.