Friday, July 16, 2010

Sang Idola

Setiap orang umumnya suka memiliki seorang idola. Ada yang mengidolakan Ariel … ada yang suka Luna MayaCut Tari … ato mungkin ada yang suka dengan idola yang rada seriusan dikit, macam … Che GuevaraAdolf HitlerBarack Obama … dan lain-lain. Semuanya sah-sah aja. Ga ada yang salah. Yang mau nge fans sama Tukul Arwana gimana ? monggo … namanya juga idola. Bahkan ada juga tuh orang yang punya idola lebih dari satu … meskipun tetap ada juga orang yang memang ga punya idola sama sekali. Jadi, di kamarnya hanya ada foto-foto diri sendiri. Mulai dari yang ukuran pas foto 3 x 4 cm sampe yang ukuran large 3 x 4 m …. Hahahanarsis kata orang, hahaha … Apa gitu ga boleh ?!?!? boleehhh … gak masalah.

Tapi, postingan saya kali ini bukan membahas tentang tokoh2 yang diidolakan di atas. Saya cuma mau membahas perilaku umum para pengidolanya aja. Biasanya …. para fans itu punya kecenderungan untuk meniru idolanya dalam kehidupannya sehari-hari. Ada 2 hal yang cenderung ingin ditiru para fanser2 itu. Pertama : gayanya … ato penampilannya … Ini model meniru yang paling sederhana - yang paling mudah dilakukan oleh para fanser2 itu karena hanya melibatkan urusan fisik semata. Artinya, sesuatu yang mudah ditangkap panca indera kita. Yang nge fans sama Ariel, tinggal pergi ke salon dan memangkas rambutnya mirip Ariel … beres. Yang nge fans sama para tokoh presiden kita, tinggal belajar niru suaranya lewat tipi … beres. Yang nge fans sama Jacko, tinggal belajar nge dance ala Jacko lewat koleksi CD pribadinya ... beres. Bahkan klo ada yang nge fans sama Mr. Bean, cukup dengan belajar niru gaya dan mimik wajahnya aja … beres. Yang kedua : niru kepribadiannya. Nah lo … klo yang ini memang rada susah. Lha wong kita taunya cuma dengan melihat dan mendengarnya lewat tipi ?!?! yang sering ketemu pun, kadang juga belum tentu tau kepribadian sang idola yang sebenarnya. Dengan keterbatasan informasi gitu, kadang kita sudah rela menyebut diri sebagai fans berat – ato fans sejati. Saat ketemu sang idola … ga jarang kita akan menjerit histeris – ato kadang ikut menangis berjamaah kala sang idola meninggal dunia / dirundung masalah. Kok bisa sampai segitunya ya ?!?! Bagaimana klo kebetulan diantara kita ada yang cuma punya satu idola, yaitu : Kanjeng Nabi ?!?! Gimana cara nirunya ?!?! ya mestinya, sama. Yang ditiru pertama kali adalah fisik / penampilannya dulu … baru kepribadiannya. Meski kita ga bisa melihat, tapi kita bisa mendengar dan membaca tentang Risalah Nabi. Ciri-ciri fisik dan kepribadian Nabi. Kanjeng Nabi itu mulai berperang di usia sekitar 53 tahun. Bayangkan … di usia segitu – dengan kondisi jazirah Arab yang masih gersang – panasnya matahari yang menyengat – dan dinginnya malam yang luar biasa – belum lagi jauhnya jarak yang mesti ditempuh – trus yang terakhir, saat terjadinya peperangan itu sendiri. Fuih … klo fisik Nabi amburadul, kebayang gak ya ?!?! Ga mati di pertempuran pertama saja, jelas butuh keberuntungan. Tapi, butuh berapa banyak keberuntungan ato keajaiban sampe akhirnya Nabi malah meninggal dalam keadaan sakit di usianya yang ke 63 tahun ?!?!

Jadi, … contoh dulu fisiknya Nabi. Maaf ya… lagian klo fisik / badan kita amburadul alias tambun, bagaimana kita bisa ngomong dan merasakan tentang kemiskinan - kelaparan - kemelaratan - ato kebersahajaan ?!?! Ato mungkin ada yang bilang bahwa kita tambun karena keturunan ?!? jadi sejak lahir dah tambun ?!?! wah ... klo gitu adanya, tentunya ini kasus extra ordinary dong, hahaha

Ga perlu kekar-kekar seperti Ade Rai. Biasa aja … yang penting proporsional. Setelah itu, baru kita belajar tentang kepribadian Nabi – Akhlak Nabi. Kita tinggal meniru perilaku Nabi sehari-hari. Di situ kan tercermin Akhlak Nabi. Yang ringan-ringan aja dulu … Klo mo komplit, bisa klik di sini.

Masalahnya kan, kebanyakan dari kita, biasanya suka keasyikan belajar ilmunya, tapi sedikit prakteknya. Belum bagus syariatnya … dah belajar diatasnya, wah … jadi repot kan ?!?! Apa ga boleh ?!?! boleehhh …. Tapi, sayang kan… nanti “kekuatan” mengajaknya jadi terasa hampa. Jadi, garing gitu lohhahaha

Umumnya “kita jarang mau tuh mengikuti apa yang dikatakan seseorang meskipun benar adanya, tapi justru nurut sama siapa yang ngomong”. Klo yang ngomong bos … benar / salah, kita cenderung manggut2 dan setuju. Meskipun saat menjalankannya nanti diiringi keterpaksaan, itu sudah lain cerita. Memang ideal_nya … klo kita melakukan segala sesuatu harus penuh dengan keikhlasan, tapi itu kan bertahap ... mulai dari yang gampang2 dulu aja.

Ya ya ya ... klo kita bisa mengidolakan seorang Ariel hanya berawal dari penampilan gayanya – ato suka kue brownies hanya karena penampilan coklatnya yang menarik – ato bahkan tertarik membeli baju & celana baru lantaran penampilan gaya dan warnanya saja – kenapa kita tidak bisa melakukan hal yang sama saat mengidolakan Kanjeng Nabi Muhammad SAW ?!?!?

Hahaha … Dunia memang indah ….hahaha …cao !!!

Artikel terkait :


Submit your 
content Every Day to 25 social 
bookmarking sites, all on unique 
C class IPs... FREE.